“Anak yang dibesarkan dengan penuh kritik, dimarahi, dikasari, sering
dilarang dan diremehkan akan membuat
dirinya tumbuh dengan pribadi yang peragu, pemarah, pendendam dan tidak percara
diri”
Ada anak muda yang menemui saya , tampangnya kuyuk, matanya sayu
seperti kurang tidur, tidak semangat dan bingung.
“selamat
pagi Pak Agus, saya (sebut saja) Budi yang menelpon bapak tempo hari untuk
janji terapi”.
“selamat
pagi, oh silahkan masuk.” Saya persilahkan untuk duduk , setelah bicara
sebentar saya berikan form yang harus di isi. saya sendiri ambil posisi duduk, saya lihat tampangnya yang sangat serius menulis form.
·
Merasa cemas
·
Mudah dibawa perasaan, ( Baper kalo kata ke’kinian’nya).
·
Takut salah saat bergaul
·
Merasa kesepian
·
Merasa dendam
·
Selalu merasa dipojokkan
·
Mudah panik
·
Selalu berpikir negatif
·
Dan masih ada lagi yang tidak saya tuliskan disini.
Itu yang
ditulis di form, di bagian “Tuliskan kondisi anda saat ini ?”...
Setelah
proses qualifying selesai, terapi
dimulai, cukup menarik terapi kali ini ada acara pukul-pukulan, tangis, pukul
lagi. Memang ini yang saya harapkan, istilahnya ‘abreaction’. Saya kuras semua emosinya yang selama ini dipendam.
Proses insight berjalan mulus, memaafkan sumber
masalah dan berdamai dengan dirinya terjadi dengan mudah. Ya!... Budi telah
melepaskan semua dendam juga emosinya
yang tidak jauh-jauh sumber masalahnya, bermula dari lingkungan sekolah (di bully) dan yang utama di rumah. Ayah, ibu dan kaka’nya
yang sering ‘kompak’ berbuat kasar dan meremehkannya telah membentuk seorang
anak yang tidak percaya diri, mudah cemas, pedendam, mudah marah dan penakut.
Satu
pelajaran lagi telah saya dapat sebagai orang tua. Terima kasih Budi.
Untuk terapi
& konsultasi, hub. 0858-8117-5272

Tidak ada komentar:
Posting Komentar