Selasa, 14 Februari 2017

Anak saya semakin bodoh?...... bagian 1


Minggu yang lalu ada orang tua yang mengeluhkan nilai UTS anaknya yang kelas 7 SMP  jeblok. Matematika 3, IPA 5 dan Bahasa Inggris 6. Orang tua ini bilang waktu SD anaknya pintar karena pernah juara kelas.
Lalu, ada juga orang tua yang bertanya, “Pak Agus, anak saya sekarang-sekarang ini tidak ada semangat buat belajar, kalo tidak ditemani tidak mao belajar, sulit fokus kalo belajar dan maonya maen terus?, kenapa anak saya semakin bodoh?”....

Hampir semua orang tua ingin anaknya sukses, cerdas, berhasil dalam sekolah dan bahagia. Akan tetapi dalam perjalanannya banyak orang tua yang bingung, salah arah, kecewa dan akhirnya pasrah tidak tahu apa yang harus dilakukan.....

Sebagai hipnoterapis, saya sering di datangi orang tua yang minta anaknya “dirubah” dari malas jadi rajin, dari bodoh menjadi pintar dll, mereka mengira hipnoterapi adalah pil ajaib seperti dalam film, “bim salabim”... maka semua terjadi.

Kita semua tau ( kalo ada yang belum tau, pura-pura tau aja ya), semua sikap, kebiasaan dan attitude anak di rumah adalah proses yang tidak terjadi begitu saja, semua ada prosesnya, semua ada awalnya, PERAN & POLA ASUH  orang tua tidak boleh di abaikan, kalo boleh saya bilang justru berperan paling besar terhadap keadaan anak.

Dalam hal ini saya coba menyoroti kenapa anak yang awalnya punya prestasi bagus disekolah, semangat belajarnya menggebu-gebu waktu di TK dan SD ( biasanya kelas 1,2 dan 3) lalu setelah itu semakin lama semakin menurun prestasinya dan tidak semangat untuk belajar.
 Biasanya orang tua memandang karena pelajarannya makin sulit, gurunya galak, temannya sering membully hingga anaknya tidak nyaman saat belajar. Semua ini bisa benar, bisa juga tidak.
Orang tua lupa atau mungkin tidak tahu bahwa semua anak butuh cinta dan sayang untuk bertumbuh, butuh perhatian, perasaan di terima dan dihargai, juga yang terpenting perasaaan aman, anak adalah manusia yang punya hati dan perasaan.... caileeee.

 Saya haqul yakin saat semua ini terpenuhi, anak akan menunjukkan potensi yang terbaik dalam dirinya.
Jika anak merasa tidak dicintai, ia akan percaya bahwa ia tidak berharga dan merasa tidak ada ruginya untuk berbuat masalah dalam keluarganya.
Lalu cinta yang bagaimana, perhatian dan kasih sayang seperti apa yang anak butuhkan?....


To be continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar