Seseorang pernah bilang, bahwa sikap baik itu adalah skill
atau keahlian yang perlu dilatih, dibiasakan dan di praktekkan
Pembaca. sebagai orang tua sering kita menemui
anak yang bersikap kurang baik, merugikan diri sendiri dan tidak disiplin, mulai dari hal yang remeh,
tidak merapihkan kamar, bangun selalu
kesiangan, terlalu banyak nonton tv dan banyak main game.
Saat kita tidak berusaha merubahnya dan
membiarkan itu terjadi maka secara tidak langsung kita turut andil dalam
pembentukkan sikap itu. Dan merubah kebiasaaan adalah hal yang tidak mudah.
Harus ada keinginan kuat, kerja sama dan evaluasi yang kontinyu.
Dalam kesempatan ini saya coba memberikan
beberapa langkah yang bisa di coba untuk memperbaiki sikap atau kebiasaan yang
ada. Langkah ini penting agar perubahan sikap yang kita inginkan bisa berjalan
efektif dan long lasting.
Ada 3 langkah yang bisa dilakukan;
1. Tentukan sikap atau kebiasaan apa yang mau
diubah
2. Perjelas kebiasaan apa yang mau diubah
3. Buat
rencana dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk goal yang ingin dicapai
Sekarang coba kita bahas langkahnya satu
persatu;
Beri satu kasus yang mau dirubah, misalnya
malas belajar.
Langkah pertama adalah dengan membicarakannya
dengan si anak tentang sikap yang mau dirubh, pastikan anak mengerti dan menyadari ada
masalah dengan dirinya, formatnya adalah dalam bentuk diskusi, dengan hal ini
kita mengajarkan anak untuk mengutarakan pendapatnya, usahakan apapun yang
dikatakan anak kita dengarkan dulu, tidak perlu disanggah. Cara ini anak membuat anak merasa dihargai dan didengarkan. Anak akan
hormat dan pasti akan mendengarkan apa yang akan kita katakan, anak akan meniru
perilaku yang kita berikan saat ingin di hargai anak, coba kita hargai anak
kita dulu, sesederhana itu.
Setelah anak menyampaikan perasaannya, kita bisa ajukan pertanyaan ttg
sikapnya yang mau dirubah, misalnya sikap malas belajar, lalu ajukan pertanyaan,
Misalnya nama anak Ani.
Ani, ayah perhatikan waktu kamu habis hanya
untuk main dan nonton TV, benar itu?
“Benar ayah”, ani merasa banyak buang waktu
padahal waktu ujian sebentar lagi.
“Ani mao ayah bantu?”
“Mao ayah, Ani minta maaf kalau membuat ayah kecewa”.
“Ayah tidak marah sama kamu, ayah hanya
menyesalkan sikap kamu yang tidak bisa mengatur waktu”.
“Ya ayah, Ani mau berubah”.
Saat anak mengatakan ini, kita akan jauh lebih
mudah untuk membantu anak kita untuk merubah sikap yang merugikan tersebut.
Setelah itu, ajukan pertanyaan berikut dan jauh
lebih baik bila anak menjawab dengan menulisnya.
1. “Apa
kerugiannya bila Ani tetap mempertahankan sifat malasnya ini?
Minta si anak untuk menjawab dengan mencatat, minimal 3 kerugian. Mengapa
dengan dicatat?.... karena saat mencatat si anak telah mengkases bagian dirinya
yang mau berubah dalam hal ini pikiran bawah sadarnya menyadari keberadaan
sifat malas ini.
Setelah itu minta anak membayangkan dan merasakan akibat yang timbul jika ia tetap mempertahankan sifat malasnya
ini.
2. Minta
anak memutuskan dengan sungguh-sungguh & tulus untuk melepaskan sifat malasnya
sekarang dan sekaligus.
3. Apa keuntungannya bila ia merubah sifat
malasnya itu, minimal 3 jawaban dan di tulis.
4. Minta anak untuk membayangkan keuntungan dan hal-hal
positif yang akan terjadi dalam hidupnya jika dia telah merubah sifat malasnya
itu.
Langkah kedua adalah, perjelas kebiasaan yang mau dirubah,
Saat anak telah yakin bila dia mau berubah dan merasakan kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh dengan
kebiasaan yang mau dirubah maka 50% masalah telah terselesaikan. Setelah itu fokus pada sikap yang mau
dirubah, usahakan hanya satu atau maksimal dua sikap, bila lebih si anak akan
merasa bebannya berat dan kita sebagai orang tua bisa tidak konsisten bahkan
mungkin lupa tentang apa yang mau dirubah. Dan saat kita fokus, energi yang ada akan bisa
maksimal dan efektif.
Langkah berikutnya adalah mengatur strategi dan langkah-langkah aksi untuk
gol atau tujuan yang jelas untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
“saya akan lebih
rajin”
“saya
akan belajar lebih keras”
“saya
akan berusaha maksimal, saya janji”
Kata-kata
di atas bukanlah gol/tujuan yang spesifik tapi hanyalah sebuah harapan yang
terlalu umum dan tidak terukur. Banyak orang tua dan anak bingung dengan
berjalannya waktu, karena tidak ada tujuan dan waktu yang jelas.
Strategi yang saya maksud disini adalah, goal
atau tujuannya harus jelas, ada batas waktu yang terukur Perubahan apa yang
ingin terjadi, berapa lama waktu yang dibutuhkan, ini tentang komitmen. Dan
yang perlu diperhatikan juga adalah harus realistis dengan keadaan dan
kemampuan anak untuk menghindari hal
yang malah membuat kontraproduktif.
Untuk merubah masalah malas belajar, langkah
aksi yang dapat dilakukan misalnya ;
“Saya akan dapat nilai matematika dan IPA
minimal 8 untuk akhir semester satu
“saya akan mengerjakan latihan soal matematika
dan IPA 5 soal di sore hari dan 5 soal di malam hari.
Nah contoh di atas jelas ( ingin dapat nilai 8
untuk pelajaran Matematika dan IPA untuk semester ganjil dan latihan soal
masing-masing 5 soal untuk Matematika dan IPA).
Jadi kita sebagai orang tua
bisa menilai apakah anak kita menjalankan tugas dan langkah-langkah yang telah
di janjikan untuk merubah sifat malas belajarnya.